Prof. DR. H. Sufyarma Marsidin, M.Pd., Rektor UNES Padang, menyampaikan kekagumannya atas keberhasilan Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, menyelesaikan program Master di Malaysia. Menurutnya, semangat ini patut menjadi teladan bagi generasi muda.
H. Mahyeldi Ansharullah, S.P., berhasil meraih gelar Master in Management (MiM) dari Universiti Islam Antar Bangsa Sultan Abdul Halim Mu’adzam Shah (UniSHAMS), Kedah, Malaysia. Ia diwisuda pada Sabtu (1/11) setelah menempuh studi selama 2,5 tahun.
Prof. Sufyarma Marsidin menekankan pentingnya semangat menuntut ilmu di tengah kesibukan memimpin daerah. Menurutnya, tidak semua orang mampu melakukannya, sehingga semangat Buya Mahyeldi perlu ditiru oleh generasi muda.
"Menuntut ilmu itu tidak ada batasannya. Long life education, pendidikan sepanjang hayat. Dalam hadis Nabi Muhammad SAW juga dinyatakan, 'Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan sampai ke liang kubur'," tegasnya.
Prof. Sufyarma menambahkan, Buya Mahyeldi telah membuktikan bahwa di tengah kesibukan dan usia yang tidak lagi muda, masih mampu mengikuti perkuliahan. Ia berharap ilmu yang diperoleh dapat diamalkan dengan baik, terutama dalam bidang manajemen yang sangat relevan dengan kepemimpinannya.
Menurut Prof. Sufyarma, Buya Mahyeldi dikenal memiliki talenta yang sesuai dengan filosofi adat Minangkabau, yaitu "Tali Tigo Sapilin" dan "Tungku Tigo Sajarangan". Beliau adalah seorang ulama yang dapat menjadi imam dan khatib, seorang Ninik Mamak dengan gelar Datuk Marajo, serta seorang cendekiawan yang terus belajar tanpa mengenal waktu.
"Untuk sukses dalam kehidupan, tentu harus belajar sepanjang hayat. Kesungguhan Buya Mahyeldi sangat luar biasa. Berbagai aspek kehidupan berhasil beliau capai dengan tekad, kemauan, dan kompetensi yang ada," kata Prof. Sufyarma Marsidin dalam wawancara di kampus UNES Padang.
Prof. Sufyarma mengamati lima kesuksesan dalam diri Buya Mahyeldi:
1. Ulama: Sangat memahami agama, bisa menjadi imam dan khatib.
2. Ninik Mamak: Menjadi penghulu dalam suku kaumnya, bergelar Datuk Marajo, memahami ABS SBK.
3. Cendekiawan: Terus belajar dan menyelesaikan program master di UniSHAMS Kedah Malaysia di tengah kesibukannya sebagai gubernur.
4. Politisi: Pernah menjadi anggota dan Wakil Ketua DPRD Sumbar, serta Ketua Partai PKS wilayah Sumatera Barat, mengantarkannya menjadi walikota dan gubernur.
5. Pemimpin dan Birokrat: Berhasil menjadi Wakil Walikota Padang, Wali Kota Padang, dan Gubernur Sumbar dua periode.
Prof. Sufyarma menekankan bahwa banyak hal yang perlu diteladani dari Buya Mahyeldi, seorang pemimpin yang agamis, cendekiawan, ninik mamak, dan memiliki wawasan ABS SBK.
Prof. Sufyarma Marsidin, yang juga dikenal sebagai akademisi, agamais, politisi, dan pendidik, mengucapkan selamat kepada Buya Mahyeldi atas gelar masternya. Ia berharap ilmu yang diperoleh berkah dan bermanfaat bagi masyarakat yang dipimpinnya, serta terus berkarya dan belajar tanpa henti, karena "alam takambang" pun bisa jadi guru.
(Laporan: Dr. Asfar Tanjung)

